Meninggalkan Tanpa Berpaling
Yang tertinggal meski aku pergi
Ia datang seperti hembusan angin,
membawa damai atas nama cinta.
Musim semi
datang lebih awal
untuk jiwa yang telah lama berlari
dari badai salju
yang beku dan kelabu.
Aku merasakannya,
hangat matahari di kulitku,
embun pagi yang menemani langkah-langkah kecil,
atau senja yang perlahan memberi rona
pada pipi yang semula pucat.
Aku panjatkan rasa syukur,
kepada pemilik semesta
untuk kasih yang datang
tanpa syarat,
tanpa tuntutan.
Namun…
Langkahku menjauh,
bukan karena tak hadir,
bukan karena tak peduli,
tapi karena aku tak benar-benar tahu
bagaimana caranya tetap tinggal
tanpa meninggalkan perih
di tempat-tempat yang tak seharusnya kau terluka.
Aku tahu rasanya menjadi puing,
namun tetap berdiri
seperti bangunan yang tak retak.
Tak banyak yang tahu,
kalau dadaku memikul langit
dan aku nyaris lupa
rasanya bernafas
tanpa rasa bersalah.
Thank you for reading!
-Paper White-
