Jurnal Jona (Page 9)

Paper White
4 min readSep 9, 2023

--

The Color of Violet

Paper White

14 September 2021

“Beberapa orang bersikap baik didepan wajah ku, tetapi aku bisa merasakan bahwa mereka sebenarnya tidak menyukai ku.”

Suara Violet — wanita dewasa muda yang merupakan anak dari bibi saya, bibi Anne, memotong kesunyian sore itu saat kami tengah duduk santai di halaman belakang rumah Elizabeth, wanita cantik yang rambutnya kini telah memutih. Matanya menatap lurus ke cakrawala, sinar oranye menyorot wajahnya yang tampak muram. The Alchemist karya Paulo Coelho yang sejak tadi berada ditangan saya terpaksa kembali berada diatas meja kopi.

“Huh? Darimana pikiran itu muncul?” saya bertanya.

“Observasi?” Violet menoleh ke arah saya, mengangkat bahunya. Saya memusatkan seluruh tubuh ke arahnya, secara otomatis, tiba-tiba merasa tertarik dengan percakapan instan itu.

“Selalu ada dua jenis orang disekitar mu, entah mereka yang menyukai dirimu atau membenci dirimu, itu bukan hal yang baru.”

“Aku akan lebih menyukai mereka yang membenciku berkata hal-hal buruk di depanku dan melihat apa yang sebenarnya mereka permasalahkan disini,” dia menyandarkan tubuh rampingnya di kursi, “aku ingin tahu apa yang membuat mereka membenciku.”

Karena kamu memiliki apa yang mereka tidak miliki,

batin saya berucap.

Violet selalu sepuluh langkah di depan dari orang lain, dan ini bukan asumsi.

Ada sesuatu seperti daya tarik magnetis tentang Violet secara fisik yang dapat menarik perhatian orang-orang, saya pun tidak luput dari itu. Dia tampak seperti seseorang dari keluarga bangsawan. Cara dia membawa diri, cara dia berbicara, berjalan, setiap detail dirinya meneriakan keanggunan bahkan jika dia hanya memakai celana blue jeans dan kaos Celine polosnya — ah, saya selalu iri terhadap siapapun yang terlihat baik dengan setelan itu.

Ini bukan karena bias saya terhadap Violet dimana nama kami terdapat dalam Pohon Keluarga yang sama, tapi dapat saya katakan Violet seperti memiliki segala kualitas terbaik untuk menjadi seorang individu. Hal ini sampai pada satu titik dimana dia dapat membuat beberapa orang terintimidasi. Seorang wanita independent yang memiliki energi yang kuat dan juga seorang yang tidak pernah menyesal dengan pendapat yang dia miliki, seseorang dengan akuntabilitas yang tidak diragukan lagi.

Bukan salah Violet jika dirinya secara alami sangat cantik, secara alami sempurna dimana membuat orang-orang disekitarnya akan bersikap seperti ‘ya ampun dia sangat sempurna!’ kemudian mereka berbicara buruk untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Beberapa orang mungkin akan berpendapat bahwa dia memiliki karakter yang mendominasi. Khususnya untuk seorang wanita, mereka mungkin akan merasa terancam.

Saya tidak percaya tentang hal ini pada awalnya, namun beberapa kenalan saya yang berada dalam sebuah hubungan romansa berkata tidak ingin orang spesial mereka ada di sekitar Violet karena kehadirannya seperti ancaman, mereka berpikir Violet mungkin dapat mencuri perhatian pasangannya. Okey, that’s a little bit funny.

Persona lain yang hadir pada diri Violet adalah bahwa dia tampil sebagai orang yang sangat misterius dan ‘dark’. Ini bukan seperti dia adalah seorang yang negatif, yang saya maksud adalah bahwa dia merangkul sisi gelapnya, shadow side, dan mengubah itu menjadi sebuah kekuatan. Tidak ada seorang pun yang dapat mengontrol dirinya. Dia melakukan apapun yang ingin dia lakukan tanpa takut tentang apa yang orang lain pikirkan. Tentu saja dia tidak melakukan apapun hal yang melanggar norma masyarakat. Dia hanya melakukan hal yang menghadirkan sukacita untuk kesejahteraan dirinya. Mungkin itulah mengapa beberapa orang merasa terintimidasi, mereka membenci Violet karena kehilangan kontrol terhadap dirinya.

She’s unbothered.

She will not be fake and flowery but rather be her authentic self.

No Phony-Baloney.

“Hei, kamu tidak pernah melakukan apapun yang menyakiti mereka, mungkin mereka hanya iri padamu.” seperti seorang sepupu yang baik, saya mencoba memberikan penghiburan, lagipula saya bersungguh-sungguh akan kata-kata yang telah saya ucapkan.

“Jika memang itu yang terjadi, itu lebih buruk lagi.”

Saya menautkan kedua alis saya dengan segera ketika kata-kata itu melesat dari bibir Violet. Dia tersenyum sebelum kemudian berkata.

“Itu berarti banyak orang tidak melihat aku dengan jelas. Rasanya seperti ada cahaya yang menaungi wajahku sehingga mereka menaruh fantasi dan harapan yang tidak realistis tentangku yang tidak ada hubungannya dengan diriku yang sebenarnya, bukankah begitu?”

Dia melanjutkan,

“Beberapa orang melihat aku sebagai seseorang bahkan pasangan yang sempurna atau ideal, terlepas dari apakah mereka mengenal aku atau tidak, bukankah itu agak aneh? Mereka memproyeksikan fantasi atau menaruh ekspektasi mereka padaku dan ketika kenyataan mengatakan sebaliknya atau tidak memenuhi harapan mereka, aku akan dianggap sebagai orang yang buruk. Aku menjadi seseorang yang benar-benar dapat masuk ke dalam fantasi siapa pun atau menjadi apa pun yang mereka proyeksikan.”

Oh. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh saya bahwa seorang Violeta Fletcher memiliki keresahan semacam ini. Kini aku merasa seperti seorang sepupu yang buruk.

Saya pikir mengingat bahwa seseorang memimpikan hidup Anda dan seseorang memiliki kehidupan yang lebih sulit daripada Anda membantu agar kita selalu bersyukur. Ada baiknya juga mengetahui sudut pandang orang lain agar bisa menyadari sesuatu yang tidak pernah bisa kita pahami sendiri. Pada akhirnya, apa pun status atau situasi hidup yang kita miliki, setiap orang mempunyai perjuangannya masing-masing.

Thank you for reading!

Paper White

--

--

Paper White

Sometimes it’s much easier to translate thoughts into writing than to speak