Mimpi di Balik Bayangan

Paper White
1 min readDec 4, 2024

--

www.pexels.com

Hari baru untuk berjuang, membarikade bola-bola ekspektasi yang tak kenal ampun, menyensor irama neraka yang absolut, Palinoia yang tak pernah berujung. Mimpi berbaring di tempat yang tenang, seperti lukisan Monet, atau di tempat yang dipenuhi atmosfer antara fajar dan matahari terbit, tampaknya hampir mustahil — betapa tragisnya itu.

Seperti kerasukan, rimba secara terang-terangan mengadili siapa saja yang memiliki pemikiran yang tak sejalan dengan mereka yang berkuasa. Firasat kejahatan terjalin dalam iris-iris mata, membidik mangsa yang terpapar seperti anggur berkualitas dalam gelas berkilauan pada perayaan kaum agung. Kengerian yang mekar itu menyebabkan sinapsis-sinapsis gelisah bekerja tanpa henti.

Harapan — yang menaburkan debu peri pada hati yang kehilangan kedamaian dan pikiran yang tak bisa tidur — menganugerahkan tempat persembunyian paling aman di bawah bayangan rasa syukur yang suci, hingga seseorang kembali siap untuk berbenturan dengan belantara liar.

Tidak peduli betapa indahnya bunga mawar, pada akhirnya dia akan ditinggalkan saat kelopaknya gugur. Maka, saya menahan diri untuk tidak berusaha memukau siapa pun.

N.B. Menulis ini di tengah-tengah keramaian pikiran dan secangkir kopi membuatnya sedikit lebih tertahankan

Thank you for reading!

-Paper White-

--

--

Paper White
Paper White

Written by Paper White

Sometimes it’s much easier to translate thoughts into writing than to speak

No responses yet